Berita Ambon – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon tidak tinggal diam dalam mengatasi isu kelangkaan Minyak Tanah (Mitan) di Kota ini.
Hal ini disampaikan Pj Walikota menjawab aksi demonstrasi yang dilakukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Kota Ambon di Balai kota, Jumat (02/09)/ terkait isu wacana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Untuk menjaga ketersediaan BBM di Kota Ambon termasuk minyak tanah yang beberapa hari terakhir, masyarakat harus antri ketika membeli dan langkah yang telah diambil Pemkot adalah berkoordinasi dengan pertamina dan pertamina menyatakan stok BBM khusus minyak tanah masih mencukupi.
Namun kenyataanya saat Dinas Perindag, turun mengecek ke pangkalan, agen-agen, dan penggecer, ternyata ada suplai yang terputus, dimana dari pangkalan dan agen terhambat sehingga menyebabkan distribusi ke pengecer juga terlambat.
Diakui Wattimena, isu kelangkaan yang terjadi selain disebabkan oleh suplai yang terputus juga didukung oleh psikologi masyarakat yang gampang panik, ketika melihat antrian pembelian Mitan.
Pj. Wali Kota yang didampingi pimpinan OPD kepada perwakilan KAMMI menjelaskan, terkait isu kenaikan harga BBM bukan kewenangan Pemkot tapi kebijakan nasional dengan pertimbangkan situasi dan kondisi dunia saat ini.
Dijelaskan Wattimena, hal itu menjadi isu dunia karena terdampak perang Rusia – Ukraina, sehingga suplai bahan makanan, minyak menjadi terhambat dalam siklus perputaran suplai di seluruh dunia.
Menurutnya, soal kebijakan naiknya harga BBM, itu merupakan keputusan yang berat, namun Pemkot tidak bisa menolak hal itu, kendati dampaknya akan memberatkan masyarakat.
Terkait harga bahan – makanan yang naik, Wattimena menyatakan hal itu karena tingkat inflasi yang tinggi di Kota Ambon, bahkan melebihi rata-rata nasional.
Menurutnya inflasi kota Ambon dipicu naiknya harga Cabai, Kangkung dan bawang, karena kondisi cuaca di Ambon mempengaruhi hasil panen sehingga suplai berkurang tiak sebanding dengan permintaan pasar.
Mengatasi hal itu, Wattimena katakan akan melakukan operasi untuk pengendalian inflasi bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku.
Dalam demo tersebut, koordinator lapangan (Korlap) aksi, Rifai Salihi, menyampaikan 4 (empat) tuntutan KAMMI Kota Ambon. Yakni pertama, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, kedua mendesak Pemerintah mengendalikan harga bahan- bahan pokok, ketiga menghentikan proyek strategis nasional yang tidak memiliki dampak langsung kepada masyarakat, dan dialihkan sebagai subsidi BBM, serta keempat, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mengatasi kelangkaan mitan.DMS