Jakarta (MataMaluku) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui pertumbuhan kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM) cenderung melambat dalam setahun terakhir. OJK menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan UMKM melambat.
Dari data Bank Indonesia (BI), pada Desember 2024, kredit UMKM hanya tumbuh 3% secara tahunan. Sementara itu, pertumbuhan kredit UMKM di Februari 2025 hanya tercatat 2,1% secara tahunan. Pada Januari 2025, penyaluran kredit UMKM bisa tumbuh 2,5% YoY.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan hal tersebut disebabkan beberapa faktor, seperti risiko kredit UMKM yang relatif lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya, proses pemulihan dari covid-19, hingga tekanan daya beli masyarakat kelas menengah.
“Kredit UMKM menunjukkan tren pertumbuhan yang cenderung melambat dalam kurun waktu setahun terakhir. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain risiko kredit UMKM yang relatif lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya, proses pemulihan yang relatif lebih lambat dari dampak pandemi covid 19 dibandingkan korporasi, serta terdampak dari tekanan daya beli pada masyarakat kelas menengah ke bawah,” kata Dian dalam keterangannya, dikutip Rabu (26/3/2025).
Meskipun demikian, Dian menyebut bank masih optimis terhadap pertumbuhan kredit UMKM. Hal ini tercermin dari kredit UMKM yang masih diproyeksikan tumbuh positif pada akhir tahun 2025.
Adapun pemerintah telah menyiapkan berbagai program dan kebijakan, khususnya terkait penghapusan kredit macet UMKM. Dia menilai kebijakan tersebut dapat mendorong penyaluran kredit kepada debitur UMKM yang memiliki prospek usaha baik untuk melakukan ekspansi.
“Selain itu, sebagai wujud dukungan terhadap program peningkatan kredit UMKM terlebih agar UMKM lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan, OJK telah menyusun dan berencana untuk menerbitkan POJK tentang Akses Pembiayaan UMKM,” imbuh Dian.MM/DC