Bogor (DMS) – Istana Kepresidenan RI di Bogor menjadi saksi penyambutan megah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik yang erat antara Indonesia dan Turki.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menegaskan bahwa upacara ini dirancang sebagai bentuk penghormatan tertinggi kepada tamu negara sekaligus mencerminkan sejarah panjang kemitraan strategis kedua negara.
Dalam suasana yang penuh semangat, penyambutan melibatkan ratusan peserta, termasuk anak-anak sekolah dari sekitar Istana Kepresidenan serta 75 anggota pasukan berkuda, melambangkan usia hubungan diplomatik yang telah terjalin selama tujuh dekade lebih.
“Angka 75 ini bukan sekadar jumlah, tetapi juga memiliki makna khusus sebagai simbol peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki,” ujar Yusuf di Istana Kepresidenan RI, Bogor, Rabu.
Presiden RI, Prabowo Subianto, secara langsung menginstruksikan agar penyambutan bagi Presiden Erdogan mencerminkan penghormatan tertinggi bagi tamu negara. Oleh karena itu, upacara ini melibatkan ribuan peserta dengan berbagai unsur budaya yang menggambarkan kekayaan warisan bangsa Indonesia.
Menurut Yusuf, selain menunjukkan kehormatan, momen ini juga menjadi ajang promosi budaya Indonesia kepada dunia. “Dengan keberagaman budaya dan kearifan lokal yang kita miliki, inilah kesempatan kita untuk memperkenalkan kekayaan bangsa kepada dunia internasional,” tambahnya.
Rangkaian penyambutan ini mencakup upacara kenegaraan, pertunjukan meriam kehormatan, serta inspeksi pasukan oleh kedua pemimpin. Selanjutnya, Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan akan menggelar pertemuan bilateral yang diakhiri dengan penandatanganan berbagai dokumen kerja sama strategis.
Kedua kepala negara juga dijadwalkan menyampaikan pernyataan pers sebelum acara ditutup dengan jamuan makan siang kenegaraan.
Kunjungan Presiden Erdogan ini diharapkan semakin memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Turki dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, pertahanan, dan kebudayaan, serta membuka peluang kerja sama yang lebih luas bagi kedua negara di masa depan.DMS/AC