Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan bangga menyatakan bahwa Indonesia telah menjadi panutan baru, terutama bagi negara-negara kepulauan dalam konteks hilirisasi, digitalisasi, dan pengelolaan dana desa.
Luhut mengungkapkan bahwa Indonesia telah menerima banyak apresiasi dari negara-negara kepulauan yang hadir dalam KTT Archipelagic and Island States (AIS) Forum sebelumnya. Indonesia dinilai sukses dan menjadi contoh yang patut diikuti.
“Negara-negara lain memberikan penghormatan yang luar biasa, terutama seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia, langkah-langkah hilirisasi, digitalisasi, pengelolaan dana desa, dan banyak lagi, semuanya membuat mereka melihat Indonesia sebagai panutan yang baru,” kata Luhut dalam acara FMB 9 “Road to Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023” di Jakarta pada hari Senin.
Luhut juga menyampaikan bahwa keberanian pemerintah Indonesia dalam menerapkan kebijakan hilirisasi menjadi contoh bagi beberapa negara, termasuk Papua Nugini.
“Perdana Menteri Papua Nugini telah menyatakan minatnya untuk datang ke Indonesia dan belajar dari kerja sama yang telah dibangun di sini, terutama terkait dengan hilirisasi, di mana kita berhenti mengirimkan bahan mentah, sesuatu yang mereka ingin tiru,” ujar Luhut.
Selanjutnya, Luhut menjelaskan bahwa dalam AIS Forum, berbagai isu konkrit yang dihadapi oleh negara-negara kepulauan, seperti pengelolaan ruang laut, masalah sampah laut, dan perubahan iklim, akan menjadi fokus pembahasan.
Menurut Luhut, forum ini tidak hanya terkait dengan investasi bernilai triliunan dolar, karena bagi negara berkembang, penyelesaian masalah konkret memiliki prioritas yang lebih tinggi.
“Kami tidak hanya berbicara tentang angka triliunan dolar, tetapi juga tentang hal-hal kecil, seperti dukungan 10 juta dolar AS atau 25 juta dolar AS, yang sangat konkret dalam menangani masalah seperti sampah laut, pemulihan terumbu karang, penanaman mangrove, dan sektor perikanan. Inilah yang ingin kami bagikan dengan mereka,” kata Luhut.
AIS Forum 2023 memiliki tema “Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama.” Indonesia, sebagai tuan rumah penyelenggaraan forum ini, berkomitmen untuk mendorong diskusi yang berfokus pada tiga aspek utama, yaitu pengembangan ekonomi kelautan, tantangan perubahan iklim, dan penguatan solidaritas antara negara pulau dan kepulauan.
Forum ini dijadwalkan berlangsung pada tanggal 10-11 Oktober 2023 di Nusa Dua, Bali, dengan harapan partisipasi dari perwakilan 51 negara kepulauan dan pulau, serta target kehadiran 25 kepala negara atau pemerintahan dan 30-47 pejabat setingkat. Menurut Luhut, penyelenggaraan AIS Forum 2023 merupakan bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pemimpin global, terutama setelah sukses menyelenggarakan KTT G20 pada tahun 2022 dan KTT ke-42 dan 43 ASEAN.
“Saatnya bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di dunia. Meskipun bukan negara superpower, kita adalah negara besar, dan saat ini kita berusaha menjadikan Indonesia lebih efisien, lebih transparan, serta mengubahnya menjadi negara yang lebih modern,” tambah Luhut. DMS-Antara