Berita Maluku Tengah, Masohi – Puluhan guru dan pegawai SMA Negeri 17, Kecamatan Teon Nila Serua (TNS), Waipia, Kabupaten Maluku Tengah, menggelar demo meminta Fredrik Nahuwae dicopot dari jabatanya sebagai Plt. Kepala Sekolah.
Selain mendesak Nahuwae mundur dari jabatanya, puluhan guru dan staf sekolah itu mogok mengajar dan menyegel dengan palang kayu sejumlah ruangan.
Aksi demo tidak saja digelar di sekolah , tetapi dilanjutkan di kantor Dinas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Provinsi Maluku, Cabang Maluku Tengah di Jalan Bangau Namaelo, Masohi.
Guru dan pegawai menuntut Dinas Pendidikan Provinsi Maluku segera mencopot Fredrik Nahuwae dari jabatanya sebagai Plt Kepsek SMA 17 TNS. Desakan pencopotan Nahuwae dari jabatanya dengan alasan tidak profesional mengelola sekolah dan tidak transparan dalam kepemimpinannya.
Koordinator aksi demo, Jefry Souhoka mengatakan, aksi demo merupakan akumulasi dari kekecewaan para guru dan pegawai yang sudah lama terpendam terhadap kepemimpinan Fredrik Nahuwae.
“Selama enam tahun menjabat Plt Kepsek, dinilai tidak mencerminkan sosok kepemimpinan yang baik,” ungkap Souhoka usai menyampaikan aspirasi mereka di Kantor Cabang Dinas Pendidikan, Masohi.
Souhuka menyatakan, selama enam tahun menjadi Plt Kepsek Nahuwae, tidak pernah melibatkan pihak lain. Jangankan guru, Wakil Kepala Sekolah yang sejatinya merupakan pelaksana tugas Kepsek, tidak diberi kewenangan apapun di sekolah itu.
“Ada Wakesek tapi tidak diberi tanggung jawab apapun. Semua dilakukan sendiri olehnya, bukan itu saja, pengelolaan dana bantuan untuk sekolah maupun siswa, semua juga diatur sendiri oleh Plt Kepsek. Kita menyebut managemen kepemimpinan “Tukang Bakso”. Kewenangan yang diberikan hanya sebatas administratif saja, semua dilakukan sendiri oleh Nahuwae. Proyek pembangunan laboratorium sekolah saja dikerjakan plt sendiri,” Ungkap Souhoka
Souhoka menyatakan, mereka akan mengawal tuntutan mereka sampai ada pencopotan jabatan plt Kepsek dari Dinas Pendidikan Provinsi Maluku.
“Sebagaimana tuntutan dalam demonstrasi, yaitu penyegelan dan aksi mogok mengajar, maka proses ini akan terus berlanjut hingga ada pergantian terhadap Plt Kepsek”tegasnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah, Jabir Tomagola menyatakan, akan menindaklanjuti persoalan itu sesuai dengan kewenangan dan melaporkan kepada kepala Dinas Pendidikan di Ambon
“Kewenangan kita hanya sebatas memberikan pertimbangan kepada pimpinan. Karena itu, kita akan tindaklanjuti dengan memanggil Plt Kepsek untuk meminta klarifikasi terhadap aksi demonstrasi yang dilakukan guru dan pegawai SMAN 17 Malteng,”kata Tomagola.
Terhadap penutupan akses pendidikan sebagai buntut dari demonstrasi itu, pihaknya segera menindaklanjuti dan menggelar pertemuan baik dengan guru dan orang tua siswa, mengingat akses terhadap pendidikan anak bangsa wajib berjalan.
“Kita segera turun ke sekolah untuk menggagas pertemuan dengan seluruh guru dan pegawai serta warga pendidikan SMAN 17 Malteng agar penyegelan segera dicabut. Demonstrasi tidak jadi persoalan, tapi proses pendidikan tidak boleh dikorbankan,” tegas Tomagola. DMS