Berita Maluku, Ambon – Pendemo yang tergabung dalam aliansi Mahasiswa, kembali menyeruduk dua kantor pemerintah daerah, masing-masing Kantor Gubernur Maluku dan Balai Kota Ambon di Jalan Sultan Chariun,Jumat (23/07).
Isu yang dikemas pendemo masih sama seperti aksi-aksi sebelumnya, yakni meminta Pemerintah Provinsi dan Kota Ambon menghentikan perpanjangan PPKM karena dinilai menyengsarahkan rakyat.
Di kantor Gubernur Maluku, pendemo meneriakan turunkan Gubernur Maluku Murad Ismail dan Walikota Ambon Richard Louhenapessy dari jabatan.
Selain isu penolakan PPKM, pendemo juga mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran Rp700 miliar yang dipinjam dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) selaku pihak ketiga, oleh Gubernur Murad.
“Pemberlakukan PPKM di Maluku diduga ada kaitannya dengan pencairan dana SMI tahap kedua sebesar Rp300 miliar dari dana Rp1 trilyun yang sebelumnya sudah dicairkan”kata Fadel salah satu orator.
Disela-sela aksi demo mahasiswa juga mengkritisi sikap istri Gubernur Widya Murad Ismail yang bejoget tanpa menggunakan masker disalah satu acara yang beberapa waktu lalu viral di media sosial.
Mahasiswa berjoget diiringi alunan lagu Bunga Namrole menirukan aksi joget istri Gubernur itu.
Setelah merasa cukup menggelar aksi di Kantor Gubernur, Mahasiswa kemudian beranjak ke Balai Kota Ambon, menyampaikan aspirasi penolakan terhadap pemberlakuan PPKM. Mereka meminta Walikota Richard Louhenapessy, untuk menghentikan PPKM karena dinilai menyengsarahkan rakyat kecil, seperti pedagang, tukang ojek, tukang becak sopir angkot dan lainya.
Rahmah Tya Belatu salah satu orator dengan berapi-api meneriakan penolakan pemberlakukan PPKM yang dinilai menciptakan angka kemiskinan baru di Maluku dan kota Ambon.
“Aturan PPKM adalah penerapan aturan yang ambigu yang berpeluang menciptakan kemiskinan baru di masyarakat”kata Rahma Thya.
Dalam orasinya Rahma Thya, minta pemkot jangan membuat masyarakat resah dengan berbagai bentuk kebijakan yang menguntungkan para pejabat, namun menyengsarakan rakyat kecil.
Dari pantauan DMS Media Group di lapangan, tidak terlihat pengawalan dilakukan oleh Polisi seperti aksi demo sebelumnya, di Kantor Gubernur Satpol PP terlihat santai tidak melakukan pengetaan karena pintu gerbang ditutup. Demikian halnya di Balai Kota Ambon.
Bertepatan dengan waktu Sholat Jumat puluhan mahasiswa, kemudian menghentikan sementara aksinya dan ramai-ramai menuju Masjid Raya Al Fatah menunaikan Sholat Jumat.
Rencananya mahasiswa akan kembali menggelar demo hingga waktu tidak ditentukan usai Sholat Jumat.DMS