[ad_1]
Sejumlah regu penyelamat masih berupaya mencari penyintas dari pesawat yang jatuh di bagian selatan China. Kabar dari mereka masih ditunggu oleh para keluarga penumpang yang berkumpul di Bandara Guangzhou.
Pesawat maskapai China Eastern Airlines dengan nomor penerbangan MU5735 membawa 132 orang ketika jatuh di kawasan perbukitan di Provinsi Guangxi.
Tragedi ini membuat rakyat China berkabung. Presiden Xi Jinping pun memerintahkan investigasi besar-besaran. Ratusan petugas tanggap darurat telah dikerahkan ke lokasi jatuhnya pesawat di Wuzhou.
Jumlah korban jiwa belum diketahui secara pasti, namun dikhawatirkan tidak ada penyintas dalam insiden tersebut.
Media setempat melaporkan bahwa tim SAR telah menemukan beberapa bagian pesawat dan barang-barang milik penumpang, termasuk tas yang gosong, dompet, dan KTP.
Sementara itu, sanak keluarga dan teman para penumpang telah tiba di Bandara Internasional Guangzhou. Bandara ini adalah tujuan pesawat China Eastern Airlines yang bertolak dari Kunming, pada Senin (21/03).
Aparat sejauh ini belum merilis nama para penumpang dan kru kabin. Namun, laporan media setempat menyebut bahwa di antara mereka terdapat kelompok berisi enam orang yang hendak pergi ke Guangzhou untuk menghadiri pemakaman.
Salah seorang perempuan yang diwawancarai mengaku adiknya dan teman-temannya adalah bagian dari kelompok tersebut. Sang adik telah memesan tiket pesawat tersebut, namun memilih berangkat menggunakan pesawat dengan jadwal penerbangan lebih awal.
“Saya merasakan kesedihan yang mendalam,” kata perempuan itu kepada Jiemian News.
Seorang pria di bandara Guangzhou mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia adalah kolega dari seorang penumpang bernama Tan.
Setelah mengonfirmasi bahwa Tan memang termasuk penumpang pesawat itu, pria itu memberitahu kabar tersebut kepada keluarga Tan.
“Mereka menangis tersedu-sedu. Ibunya tidak percaya ini terjadi. Dia bilang akan ke sini secepat mungkin. Dia sangat sedih, putranya baru berusia 29 tahun.”
Jatuhnya Boeing 737 di kawasan pegunungan itu menyebabkan kebakaran di hutan. Dikhawatirkan tidak ada korban selamat, namun belum jelas berapa jumlah korban dan penyebab kecelakaan.
Pesawat dengan nomor penerbangan MU5735 meninggalkan Kunming sesuai jadwal pada pukul 13:15 waktu setempat (12:15 WIB) dan dalam perjalanan menuju Guangzhou.
Pesawat China memiliki catatan bagus dalam rekor keselamatan. Kecelakaan besar terakhir terjadi 12 tahun lalu.
Data penerbangan menunjukkan pesawat itu telah berada di udara selama lebih satu jam.
Pesawat jatuh di dekat kota Wuzhou di daerah Teng. Guangzi adalah provinsi di China selatan yang berbatasan dengan Guangzhou, kota besar di China tenggara.
Banyak video yang dibagikan di media sosial – yang diambil oleh warga lokal – menunjukkan puing pesawat di perbukitan, dan tampak asap mengepul dari lokasi jatuh.
Media resmi China membagikan video-video itu.
China memiliki rekor bagus keselamatan pesawat dalam sepuluh tahun terakhir.
Kecelakaan besar pesawat di China terjadi pada Agustus 2010, dengan korban 42 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat dari Harbin ke Yichun.
China Eastern belum berkomentar tentang pesawat jatuh ini dan belum menanggapi pertanyaan. Namun perusahaan penerbangan ini menambah warna abu-abu dalam logo mereka di akun media sosial Weibo dan mengganti warna situs menjadi hitam dan putih – tanda berduka, menurut laporan media setempat.
Badan penerbangan China mengatakan mereka mengirimkan tim investigasi ke lokasi kejadian.
Sejumlah situs pelacakan penerbangan melaporkan pesawat itu sempat mengudara selama satu jam dan mendekati tujuannya. Akan tetapi data pelacakan FlightRadar24 menunjukkan pesawat itu menukik dari ketinggian 29.100 kaki ke ketinggian 9.075 kaki dalam kurun waktu dua menit dan 15 detik.
Informasi terakhir menyebut pesawat itu berada di ketinggian 3.225 kaki pada pukul 14:22 waktu setempat.
Pesawat itu hampir mendekati tujuannya saat jatuh di Wuzhou, kawasan berbukit yang cuacanya berubah-ubah selagi China memasuki musim banjir tahunan.
Cuaca saat kejadian dilaporkan berawan, namun pandangan dilaporkan bagus ketika peristiwa berlangsung.
Pesawat tersebut menggunakan Boeing 737-800 yang berumur tujuh tahun, menurut situs-situs pelacakan penerbangan. Model itu sempat bertahan lama sebelum digantikan Boeing 737 Max Line, yang jatuh di Indonesia pada 2018 dan di Ethiopia pada 2019.
China melarang Boeing 737 Max Line setelah dua insiden itu.
Boeing merilis pernyataan setelah MU5735 jatuh: “Kami mengetahui laporan-laporan awal dari media dan tengah berupaya mendapatkan informasi lebih lanjut.”
Berita ini akan terus diperbarui
[ad_2]
Source link