Berita Nasional, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo secara tegas meminta seluruh bupati mengawal dan memantau program vaksinasi covid-19 dengan detail.
Hal itu disampaikan Presiden dalam pidato di acara Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Program Vaksinasi COVID-19
“Saya minta program vaksinasi dikawal dengan detail, pelaksanaannya di-monitor,” ucap Presiden menegaskan.
Presiden menegaskan alasan dirinya beberapa hari terakhir melakukan pemantauan langsung program vaksinasi hingga ke Halmahera Utara serta Maluku Tengah yakni untuk memantau proses distribusi vaksin secara langsung.
“Kenapa saya cek sampai jauh seperti itu, saya ingin cek distribusi vaksin benar sampai daerah nggak sih, terlambat nggak sih distribusi-nya,” ujar Presiden Jokowi menjelaskan.
Kepala Negara menekankan, target vaksinasi adalah sebanyak 181,5 juta. Dari jumlah tersebut ada prioritas yang harus diutamakan lebih dulu.
“Siapa yang didahulukan, bapak/ibu bupati harus tahu dan harus dikontrol,” katanya.
Presiden mengarahkan agar vaksinasi didahulukan untuk mereka yang beraktivitas di tempat-tempat yang memiliki interaksi tinggi, seperti pasar, terminal dan sebagainya.
“Ini harus mengerti semuanya. Kenapa strategi ini harus kita buat, karena vaksinnya terbatas dan datangnya pelan-pelan,” ujar Presiden.
Presiden mengatakan pemerintah telah memesan 426 juta dosis vaksin, namun kedatangan vaksin tersebut sedikit demi sedikit.
“Ini datang baru awal 7 juta, naik lagi 11 juta. Dikit-dikit, mungkin baru melimpah Juli atau Agustus mungkin per bulan 60 juta, 70 juta,” tutur-nya.
Oleh karena itu Kepala Negara meminta program vaksinasi dikawal dengan detail serta cepat dengan turut menyiapkan vaksinator dengan baik.
Selain itu bupati, kata Presiden, juga harus mengerti detail jumlah orang yang akan divaksinasi.
“Saya datang ke kabupaten, saya tanya target di kabupaten A berapa yang harus divaksin. Bupati harus ngerti.
Jangan pakai kurang lebih, itu nggak ngerti berarti. Misalnya, kurang lebih 200.000 pak, itu nggak ngerti berarti. Harus bisa, 212.300, misalnya, oh detail berarti, ngerti,” ujar Presiden. DMS