Beijing (DMS) – Resepsi diplomatik peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI digelar Kedutaan Besar RI (KBRI) di Beijing, China, pada Jumat (24/10) dengan menyuguhkan kekhasan Tanimbar, Maluku.
Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun tampak mengenakan jas tenun Tanimbar berwarna biru, hitam, dan emas pada malam itu.
“Saya berharap semuanya menikmati malam ini penuh dengan kesehatan dan kekayaan budaya Indonesia,” kata Djauhari.
Resepsi itu dihadiri sekitar 800 orang, termasuk pejabat pemerintah China, duta besar dan diplomat negara-negara sahabat, pengusaha, serta warga negara Indonesia.
Hadir pula Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong dan Wakil Menteri Luar Negeri Departemen Internasional Partai Komunis China Sun Haiyang.
“Saya juga sangat gembira bertemu dengan begitu banyak teman dan sahabat di malam perayaan ini,” kata Djauhari. “Seperti kata-kata bijak dari Konfusius ‘Yǒu péng zì yuǎnfāng lái, bù yì lè hū?’. Artinya, menyenangkan mempunyai sahabat yang datang dari jauh.”
Dubes RI juga mengatakan “bangsa Indonesia akan terus memandang ke depan, menuju Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur sejahtera.”
“Nilai-nilai juga ini menjadi inti dari kebijakan luar negeri Indonesia, dan terus membentuk peran aktif Indonesia di ASEAN, Perserikatan Bangsa-Bangsa, G20, BRICS, dan berbagai forum internasional lainnya,” kata Djauhari.
Di panggung internasional, kata dia, Indonesia akan mempertahankan kebijakan luar negerinya yang bebas aktif demi perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan global.
Acara yang juga dihadiri Bupati Kepulauan Tanimbar Ricky Jauwerissa itu tidak hanya menggelar gerai kain tradisional Tanimbar, tetapi juga menampilkan budaya Nusantara lewat kuliner, musik, dan tari.
Para undangan disuguhkan berbagai tari tradisional seperti “Tak Tong Tong” dan “Minang Gembira” dari Sumatera Barat, “Bajidor Kahot” dari Jawa Barat, dan tari “Tor Tor” dari Sumatera Utara.
Ada juga tari kreasi “Indonesia Jaya” yang dibawakan para mahasiswa Indonesia di Beijing dan anggota Yingde Dance, sanggar tari tradisional Nusantara beranggotakan warga Tiongkok yang fasih berbahasa Indonesia.
Disajikan pula penampilan paduan musik tradisional Indonesia-China dari Central Conservatory of Music (CCOM) Beijing yang dipimpin dosen gamelan Risnandar.DMS/AC











