Jakarta (DMS) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) berhasil mengonversi 27 pinjaman luar negeri senilai US$ 3,3 miliar atau sekitar Rp54,07 triliun (mengacu kurs Rp16.386 per dolar AS) dari mata uang dolar AS dan yen Jepang ke rupiah.
Langkah ini merupakan konversi utang berskala besar pertama yang dilakukan ADB dalam mata uang lokal, dan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Inisiatif ini diharapkan membuka peluang bagi transaksi serupa di masa mendatang.
“Dengan mengoptimalkan pengelolaan mata uang, kami membantu negara-negara anggota mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” ujar Wakil Presiden ADB untuk Keuangan dan Manajemen Risiko, Roberta Casali, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/5/2025).
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengatakan konversi tersebut akan menurunkan risiko pembiayaan dan meminimalkan ketidakpastian fiskal akibat fluktuasi nilai tukar.
“Ini memberikan ruang fiskal yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang mendesak,” kata Thomas.
ADB menyatakan akan terus mendorong pembiayaan dalam mata uang lokal melalui penerbitan obligasi dan pengembangan pasar derivatif. Hingga 30 April 2025, portofolio pembiayaan ADB dalam mata uang lokal mencapai lebih dari US$ 5 miliar, atau sekitar sepertiga dari total pinjaman ke sektor swasta, dan diperkirakan akan melampaui 50% dalam beberapa tahun ke depan.
ADB, yang berdiri sejak 1966 dan beranggotakan 69 negara termasuk 50 negara di kawasan Asia dan Pasifik berkomitmen untuk menghadirkan solusi keuangan inovatif guna menghadapi tantangan pembangunan di kawasan.DMS/DC