Jakarta (DMS) – Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyebutkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh rencana Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, untuk mendeklarasikan darurat nasional. Langkah ini bertujuan untuk mendukung kebijakan pengenaan tarif impor yang lebih tinggi, yang pada akhirnya menguatkan dolar AS.
“Rencana kenaikan tarif oleh Trump berpotensi mengurangi aktivitas produksi di negara-negara produsen seperti China, Meksiko, Kanada, dan lainnya, sehingga memicu perlambatan ekonomi,” ujar Ariston kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut Ariston, kebijakan tarif yang lebih tinggi dapat memicu perang dagang yang semakin memperlambat perekonomian global. Ekspektasi perlambatan tersebut mendorong investor untuk beralih ke aset aman, termasuk dolar AS.
Selain itu, dolar AS mendapatkan dorongan positif dari data klaim tunjangan pengangguran AS yang mencatatkan jumlah klaim sebesar 201 ribu, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 211 ribu.
Pada Kamis pagi, indeks dolar AS turut menguat menjadi 109,0 dari sebelumnya di angka 108,63.
“Hari ini rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hingga ke level Rp16.250, dengan support di kisaran Rp16.150,” tambah Ariston.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Kamis pagi tercatat melemah 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp16.230 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.211 per dolar AS./DMS/AC