Semarang – Pemerintah Kota Semarang mengumumkan penemuan tiga kasus baru COVID-19 di wilayah tersebut, menandai kehadiran kasus setelah periode tanpa insiden pasca berakhirnya pandemi COVID-19.
“Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memberikan informasi terkini mengenai perkembangan kasus COVID-19 di Semarang, dengan penemuan tiga kasus baru,” ungkapnya pada hari Senin.
Kasus pertama melibatkan seorang perempuan berusia 36 tahun dari Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, tanpa riwayat perjalanan internasional, namun memiliki kontak dengan rekannya yang melakukan pengobatan di Singapura. Kasus kedua melibatkan perempuan berusia 52 tahun dari Kecamatan Mijen yang bekerja di universitas swasta di Kota Semarang dan memiliki riwayat perjalanan ke Singapura pada 29 November-3 Desember 2023. Sementara itu, kasus ketiga adalah seorang perempuan berusia 43 tahun dari Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, yang merupakan teman perjalanan dari kasus kedua.
Wali Kota menyatakan bahwa pasien pertama tidak menunjukkan gejala, sementara pasien kedua merasakan gejala batuk, demam, flu, dan hilangnya kemampuan mencium (anosmia). Pasien ketiga mengalami gejala batuk dan pilek. Saat ini, ketiganya sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, dan hasil pelacakan kontak keluarga mereka telah negatif.
Hevearita menekankan bahwa masyarakat telah terbiasa menjalankan standar operasional prosedur (SOP), termasuk isolasi mandiri, dan meminta agar tidak panik, tetapi tetap waspada dengan menjalankan protokol kesehatan COVID-19.
“Dalam bepergian, patuhi protokol kesehatan, asupan makanan yang cukup dan bergizi. Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi ‘booster’, segera hubungi puskesmas terdekat,” katanya.
Dokter Abdul Hakam, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, menambahkan bahwa ketiga pasien mengalami gejala ringan dan tidak perlu dirawat di rumah sakit. Meskipun ketiganya sudah menerima vaksin ‘booster’, pendeteksian varian baru, seperti varian Eris atau EG.5 dan EG.2, masih perlu dilakukan di Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. DMS/Ac