Berita Maluku, Tengah, Haria – Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nataniel Orno, Minggu (13/03) melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) sebagai tanda dimulainya pembangunan gedung Gereja Lahatol, Jemaat GPM Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
Groundbreaking yang diselingi dengan pemancangan tiang bermula gedung Gereja tersebut, dengan harapan agar Jemaat memiliki sebuah gedung Gereja yang representative, untuk menjawab rentang kendali pelayanan keumatan lainnya mengingat luasnya wilayah pelayanan di Jemaat Haria.
Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, pada kesempatan itu, mengatakan kalau di era globalisasi saat ini, fungsi dan peranan institusi agama semakin strategis dalam menciptakan harmonisasi dinamika kehidupan.
Menyadari akan tantangan dan cobaan yang semakin sensitif di tengah masyarakat yang bisa sewaktu-waktu berpotensi menimbulkan gejolak berdampak perpecahan Orno berepesan agar kualitas pembinaan kehidupan umat perlu mendapat porsi utama dalam pelayanan.
Disebutkan keberadaan Gereja, tidaklah hanya dimaknai sebatas pada pembangunan semata, namun menjadi wahana pembinaan dan pengembangan mental spiritual umat Kristiani, yang berakar pada persekutuan dalam membangun iman dan jati diri orang percaya.
Hal ini untuk membentuk karakter jemaat agar memahami kedudukannya sebagai anggota jemaat dan warga negara, yang bertanggung jawab dan memiliki tingkat partisipasi terhadap berbagai program dan kebijakan pemerintah.
Berkaca dari beberapa insiden antar negeri di wilayah kerja Klasis Pulau-Pulau Lease beberapa waktu belakangan, Wagub berharap, warga Jemaat GPM Haria, dapat bekerjasama menjadi agen perdamaian.
Wakil Ketua II MPH Sinode Pdt.Hendrik Hetarie mengatakan pembangunan Gereja Lahatol Jemaat GPM Haria tidak hanya agar Jemaat memiliki gedung Gereja yang representative, untuk menjawab rentang kendali pelayanan, tetapi lebih dari itu nilai kearifan lokal “Lahatol” atau tempat kumpul orang basudara yang disematkan untuk nama Gereja dapat diaktakan dalam perjumpaan nyata dalam hidup keseharian baik kehidupan bermasyarakat dan Jemaat maupun dengan orang lain.
Sementara menurut Ketua Panitia Pembangunan Gereja Lahatol, Yan Hattu mengakui, kapasitas Gereja yang ada di Jemaat Haria sudah tidak dapat menampung umat yang ingin beribadah dan perayaan hari-hari besar gereja, selain itu rentang kendali pelayanan yang luas dari Gereja induk.
Sehingga perlu penambahan sebuah gedung Gereja sehingga bisa menjawab misi pelayanan umat di jemaat itu.
Dikatakan cikal bakal pembangunan gedung Gereja Lahatol dimulai dari rencana pembangunan gedung SMTI namun karena pertimbangan lain sehingga diusulkan menjadi sebuah gedung Gereja dan hal itu disetujui oleh tokoh masyarakat Negeri Haria maupun Klasis Pulau Pulau Lease dan Sinode.
Dijelaskan, Gereja Lahatol dibangun diatas lahan seluas 16 x29 meter dengan taksasi biaya sebesar Rp3.6 miliar. Pembangunan gedung Gereja itu diperkirakan rampung tahun 2024 mendatang.
Pada kesempatan groundbreaking juga dilakukan proses penggalangan dana dalam bentuk lelang, da hasil yang didapat saat itu sebesar Rp.1.6 miliar.
Dalam rangkaian acara peletakan batu pertama pembangunan Gereja Lohata tersebut dilakukan ibadah minggu dipimpin Pdt.Hendrik Hetharia.
Turut hadir, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury, Ketua Komisi III Richard Rahakbauw beserta anggota komisi Anos Yeremias, Wakil II MPH Sinode Pendeta Hendrik Hetharie, jajaran Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, Jemaat GPM Haria beserta perangkat pelayanan, pemerintah Negeri Haria dan Siri-Sori Islam serta undangan lainnya.DMS