Berita Ambon – Intensitas hujan cukup tinggi dan merata di Pulau Ambon sejak Sabtu hingga minggu (11/07) malam, berdampak bencana longsor dan banjir di sejumlah tempat di Kota Ambon.
Walikota Ambon Richard Louhenapessy membenarkan adanya sejumlah wilayah di kota Ambon terdampak bencana longsor dan banjir, akibat intensitas curah hujan cukup lebat seperti di Kecamatan Sirimau dan Teluk Ambon dan Kecamatan Baguala.
Di Kecamatan Baguala longsor terparah terjadi di Halong tepatnya ruas Jln.Piere Tendean, sedangkan Teluk Ambon di Desa Hative Besar. Untuk Kecamatan Sirimau terdapat titik longsor diantaranya Batumerah, Hative Kecil, Soya, Dan Waihoka.
Walikota mengatakan, Pemerintah Kota telah berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional Kementerian PUPR, untuk secepatnya melakukan perbaikan di titik longsor Jln Piere Tendean yang merupakan ruas jalan nasional, sehingga akses menuju dan sebaliknya dari kota Ambon dapat berjalan normal.
Koordinasi yang sama juga telah dibangun dengan Dinas PUPR Provinsi Maluku. Untuk kawasan longsor yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Ambon langsung ditangani Dinas PUPR Kota
Louhenapessy mengatakan, tanggap bencana telah diambil Pemkot, dengan menyalurkan bantuan daurat bagi warga terdampak seperti terpal, gerobak, karung dan sekop dari BPBD, untuk pembersihan material.
Untuk mempercepat penanganan pascah bencana Walikota menginstruksikan seluruh kepala Kecamatan menginventarisir kerugian sebagai akibat dari dampak longsor maupun banjir.
Akibat curah hujan cukup tinggi menyebakan sejumlah kawasan terendam banjir. Salah satu kawasan terparah terendam banjir adalah permukiman padat penduduk di Desa Batu Merah, seperti Batu Merah Asrama, gang Banjo, RT 002/RW 016 kampung Rinjani Kelurahan Waihoka, Gang Cokro Desa Waiheru, Desa Passo, serta jalan protokol A.Y Patty Ambon.
Di Kawasan Batu Merah air merendam permukiman warga setinggi pinggang orang dewasa. Banjir di lokasi ini juga berasal dari luapan sungai Way Batu Merah, yang hulunya berasal dari sungai Ahuru.
Kawasan Batu Merah asrama merupakan langganan banjir jika datangnya musim hujan.
Beberapa rumah warga di Keluarahan Waihoka juga tergenang banjir disebabkan luapan sungai Ahuru yang tidak mampu menampung debit air sehingga menabrak talud pembatas sungai dan masuk ke permukiman warga.
Pekerjan proyek DAS oleh Balai Sungai, Kementrian Pekerjaan Umum, diduga berkontribusi bagi melubernya air sehingga masuk ke rumah warga.
Akibat banjir, sebagian warga harus mengungsi ke tempat aman, seperti masjid, sekolah, dan juga rumah kerabat mereka yang aman.
Hasil pemantuan Tim DMS Media Groups di beberapa kawasan selain longsor dan banjir juga bencana pohon tumbang. Di daerah Halong Air Besar luapan sungai juga menggerus tanah hingga sebagian badan jembatan ambrol. Sebuah rumah dekat bantaran sungai itu juga ikut longsor dan ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Louhenapessy mengingatkan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan perbukitan yang rawan bencana, untuk berhati-hati dan waspada, apalagi dalam musim penghujan.DMS