Kota Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, menggandeng para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berada di kawasan Jalan Asia Afrika dan Jalan Braga untuk meramaikan Asia Africa Festival (AAF) yang akan digelar pada 6-7 Juli 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, mengatakan bahwa kesuksesan AAF tahun ini sangat bergantung pada partisipasi seluruh stakeholder, termasuk para pelaku usaha. “Asia Africa Festival ini adalah hajat Kota Bandung. Nama Kota Bandung dipertaruhkan di tingkat internasional. Mari kita bersama-sama menyajikan ‘someahna’ Kota Bandung supaya bernilai dan dikenal di negara masing-masing,” ujar Bambang di Bandung pada Minggu.
Bambang menyebutkan bahwa AAF tahun ini akan lebih meriah dengan kehadiran Asia Africa Corner yang diisi oleh 40 stan UMKM. Menurutnya, peran para pelaku usaha sangat penting untuk kesuksesan AAF. “Akan ada penutupan jalan. Untuk itu, kami undang para pelaku usaha di sana. Karena harus ada komitmen bersama. Kami ingin berkolaborasi, pemerintah tidak bisa berbuat banyak tanpa dukungan semua pihak,” katanya.
Bambang berharap, terselenggaranya AAF akan mendongkrak pariwisata dan memacu pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung. Ia juga menyebutkan bahwa tahun ini, AAF akan diikuti oleh 28 delegasi dari negara-negara Asia dan Afrika, lebih banyak dibandingkan AAF tahun 2023 yang diikuti oleh 17 delegasi. “Ini adalah acara kita semua. Terima kasih atas dukungannya. Mari kita sama-sama sukseskan AAF ini supaya orang berbondong-bondong datang ke Kota Bandung,” ajaknya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Eric Mohamad Atthauriq, berharap bahwa momentum Asia Africa Festival bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi Kota Bandung. “Ekonomi Kota Bandung pada tahun 2023 sempat mengalami perlambatan. Ini adalah momentum untuk mendongkrak ekonomi Kota Bandung, terutama meningkatkan aktivitas pelaku usaha di sekitar alun-alun dan Braga,” katanya.
Eric juga mengungkapkan bahwa peningkatan ekonomi sudah terlihat dari tingkat okupansi hotel di sekitar area Asia Afrika yang mencapai 100 persen. “Okupansi hotel sudah penuh. Saat pandemi COVID-19, okupansi menurun drastis. Harapannya, okupansi hotel penuh termasuk aktivitas pelaku usaha yang semakin ramai. Semoga pelaku usaha mendapatkan manfaat ekonomi dari AAF ini,” tutupnya. DMS/AC