Jakarta – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) melihat masa sisa tahun 2023 dengan penuh optimisme, meyakini bahwa mereka akan mencatatkan kinerja keuangan yang cemerlang, mencapai target yang telah ditetapkan.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan bahwa transformasi yang dimulai sejak tahun 2016 telah membawa hasil yang mengesankan bagi BRI, baik dari segi Profitabilitas maupun Balance Sheet. Keberhasilan ini meningkatkan optimisme perseroan menjelang akhir tahun 2023.
“Optimisme BRI ini tidak terlepas dari kesuksesan BRI Group mencatatkan kinerja positif hingga Kuartal III 2023, di mana asset BRI secara konsolidasian tumbuh 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset ini juga diiringi dengan perolehan laba sebesar Rp44,21 triliun dalam 9 bulan, tumbuh 12,47% yoy,” ujarnya dalam Public Expose Live 2023 di Jakarta.
Dari segi fungsi intermediasi, Sunarso mengungkapkan bahwa perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10-12% year on year di tahun 2023. Hingga akhir September 2023, penyaluran kredit BRI Group tumbuh 12,53% yoy menjadi Rp1.250,72 triliun, melewati target yang ditetapkan. Pencapaian ini diproyeksikan akan berlanjut hingga akhir tahun 2023.
“Khusus penyaluran kredit UMKM BRI juga tercatat tumbuh 11,01% dari Rp935,86 triliun di akhir Kuartal III 2022 menjadi Rp1.038,90 triliun di akhir Kuartal III 2023. Dengan demikian, porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06% dari total kredit BRI,” tambahnya.
Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Kualitas kredit atau NPL (Non Performing Loan) BRI tercatat sebesar 3,07%, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09%. Sebagai bagian dari strategi soft landing, BRI tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 228,65%.
“Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21% yoy. DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64% atau sebesar Rp821,14 triliun.”
Strategi fokus BRI pada peningkatan porsi dana murah dan digitalisasi berdampak positif pada rasio efisiensi perseroan. Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) membaik dari 68,36% menjadi 68,07%, sementara CIR (Cost to Income Ratio) membaik dari 42,55% menjadi 41,28%.
Kemampuan BRI untuk tumbuh berkelanjutan didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank yang terjaga di level 87,76% dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 27,48%, jauh di atas ketentuan regulator.
“Strategi BRI untuk tumbuh berkelanjutan terdiri dari dua komponen. Pertama, menaikkan kelas nasabah eksisting melalui program pemberdayaan. Kedua, mencari sumber pertumbuhan baru atau menyasar segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PNM (Permodalan Nasional Madani) dan Pegadaian,” ujar Sunarso.
Setelah dua tahun terbentuk, Holding Ultra Mikro telah mengalami pertumbuhan luar biasa. Hingga akhir September 2023, Holding UMi berhasil mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam, tumbuh sekitar 17,3% yoy, dengan outstanding kredit dan pembiayaan mencapai Rp614,9 triliun, tumbuh 9,5% secara yoy.
Dalam Pubex Live 2023, Sunarso juga menegaskan komitmen terhadap penerapan sustainable finance. BRI semakin fokus mengintegrasikan aspek Environmental, Social & Governance (ESG) secara komprehensif untuk memastikan keberlanjutan perusahaan melalui pengelolaan ekspektasi stakeholders dan penerapan best-practice serta standard internasional.
Hingga akhir September 2023, BRI telah menyalurkan kredit ke Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan/KKUB sebesar Rp750,9 triliun, sekitar 66,1% dari total penyaluran kredit BRI. Angka ini meningkat 11,9% yoy. Dari nominal tersebut, Rp669,1 triliun disalurkan ke sektor UMKM, dan Rp81,8 triliun disalurkan ke sektor Kredit Usaha Berwawasan Lingkungan/KUBL atau biasa disebut green loans.
Praktik ESG yang telah dilakukan BRI memberikan dampak nyata terhadap masyarakat Indonesia. “BRI telah memberikan kontribusi sekitar 70% dari 85.1% pencapaian indeks inklusi keuangan Indonesia yang disurvei pada tahun 2022,” ungkap Sunarso.
Salah satu bukti nyata transformasi BRI yang memberikan dampak positif terhadap inklusi dan literasi keuangan masyarakat adalah Super App BRImo. Aplikasi serba bisa ini telah digunakan oleh 30,4 juta pengguna sejak diluncurkan pada Februari 2019.
“Saat ini (hingga Oktober 2023) Super App BRImo telah digunakan oleh 30,4 juta pengguna, meningkat pesat dari 2,9 juta pengguna pada akhir Desember 2019. DMS-Ac