Jakarta – Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD menegaskan komitmennya untuk menggalang pembangunan ekonomi biru di Indonesia. Chico Hakim, Juru Bicara TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengungkapkan bahwa fokus pada ekonomi biru adalah salah satu misi utama yang ingin diwujudkan oleh pasangan calon tersebut jika terpilih dalam Pemilu.
Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada hari Senin, Hakim menyatakan bahwa misi ekonomi biru ini telah tertuang dalam visi-misi pasangan Ganjar-Mahfud. Terdapat delapan program unggulan yang disiapkan untuk mewujudkan misi tersebut.
Program-program unggulan tersebut mencakup:
- Akselerasi 11 Potensi Maritim: Mendorong potensi perikanan tangkap, meningkatkan produksi perikanan budidaya, membangun industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, mengeksplorasi potensi pertambangan dan energi di laut, serta memperkuat potensi sumber daya alam nonkonvesional.
- Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota dan Zonasi
- Tata Kelola Laut yang Inklusif dan Berkelanjutan
- Program Maritim Unggul (MU): Mendorong peningkatan konektivitas maritim.
- Pembangunan Industri Galangan Kapal
- Mendorong Industri Perikanan dan Hasil Laut
- Penanggulangan Pencemaran Laut
- Meningkatkan Potensi Wisata Maritim
Hakim menekankan bahwa Ganjar-Mahfud menjadikan ekonomi biru sebagai salah satu program andalan, mengingat luasnya wilayah lautan Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki lautan yang luas, potensi ekonomi dari laut masih minim dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
“Dengan 77 persen wilayahnya adalah lautan, kita belum mampu mengkapitalisasinya sebagai ujung tombak PDB. Hanya 7,6 persen PDB berasal dari sektor maritim, angka yang sangat kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada,” ungkap Hakim.
Potensi ekonomi yang besar terdapat di wilayah pesisir dan laut Indonesia, mencakup sumber daya alam terbarukan, sumber daya alam tak terbarukan, dan berbagai jasa lingkungan. Untuk mengoptimalkan misi ekonomi biru, Ganjar-Mahfud berencana untuk memulainya dengan menggali potensi-potensi yang mudah dijangkau dan dapat dikapitalisasi, seperti memasifkan budidaya rumput laut di berbagai daerah.
“Melalui budidaya rumput laut yang hanya memerlukan jarak puluhan meter dari pantai, investasi yang diperlukan tidak terlalu besar dan dapat direalisasikan secara segera dan merata di banyak wilayah,” tambah Hakim. DMS