Jakarta (DMS) – Lonjakan kasus kanker di kalangan anak muda mulai mendapat perhatian serius para ahli kesehatan di India. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan pada jenis kanker yang dipicu oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), yang kini banyak ditemukan pada usia produktif, yakni 20 hingga 30 tahun.
HPV merupakan virus yang mudah menular dan kerap tidak menunjukkan gejala, sehingga sering kali tidak terdeteksi sejak dini. Para dokter menyebut virus ini menjadi pemicu utama berbagai jenis kanker, termasuk kanker serviks, kanker mulut, dan kanker tenggorokan.
“Kini semakin banyak pasien muda datang dengan kanker serviks, oral, dan orofaringeal yang disebabkan oleh HPV,” kata Dr. Ashish Gupta, Kepala Onkologi Medis di Amerix Cancer Hospital, New Delhi, seperti dikutip dari Business Standard, Kamis (4/7).
Ia menjelaskan bahwa infeksi HPV yang tidak dicegah sejak dini dapat berkembang menjadi kanker dalam waktu singkat. “Berbeda dengan jenis kanker lain yang biasanya berkembang dalam waktu lama, kanker akibat HPV bisa muncul secara diam-diam dan menyebar cepat,” ujarnya.
Menurut Gupta, vaksinasi HPV dan skrining dini merupakan langkah pencegahan yang sangat penting. Namun, hingga saat ini India belum memiliki program vaksinasi nasional yang menyasar seluruh remaja.
Dr. Shubham Garg, ahli onkologi dari Dharamshila Narayana Superspeciality Hospital, menyebut edukasi masyarakat juga masih minim. Padahal, menurutnya, kanker serviks dan kanker oral akibat HPV dapat dicegah melalui imunisasi dan pemeriksaan rutin seperti Pap smear atau tes DNA HPV.
Mengenal HPV dan Risiko Kanker
Human Papillomavirus (HPV) adalah kelompok virus umum yang bisa menyebar melalui kontak kulit, termasuk hubungan seksual, meski tidak selalu melibatkan penetrasi. Berdasarkan informasi dari American Cancer Society, terdapat lebih dari 200 tipe HPV, dengan sebagian di antaranya tergolong berisiko tinggi karena bisa menyebabkan kanker.
Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan bisa sembuh sendiri. Namun, tipe HPV berisiko tinggi dapat memicu kanker serviks, vagina, penis, anus, mulut, hingga tenggorokan.
Mengutip dari NHS, penularan HPV tidak hanya terjadi pada individu yang aktif secara seksual. Virus juga bisa menyebar melalui kontak kulit di area genital, penggunaan mainan seksual, hingga seks oral.
Hingga saat ini belum ditemukan pengobatan untuk menghilangkan HPV secara langsung. Pengobatan hanya dapat dilakukan terhadap gejala atau perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker, seperti kutil kelamin.
Para ahli menekankan pentingnya vaksinasi HPV sejak dini sebagai bentuk pencegahan utama, disertai dengan pemeriksaan berkala untuk mendeteksi infeksi sebelum berkembang menjadi kanker.DMS/DC