Gresik – Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah menginstruksikan bantuan hingga Rp60 juta per keluarga untuk renovasi rumah di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, yang terdampak gempa di timur laut Tuban.
Letjen TNI Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menjelaskan kepada sejumlah warga di posko pengungsian Suwari, Bawean, Gresik, pada hari Minggu, bahwa setelah masa tanggap darurat yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik selesai, langkah selanjutnya adalah memulai rehabilitasi konstruksi.
“Seiring dengan instruksi dari Presiden Jokowi, pemerintah pusat akan memberikan bantuan, di mana rumah yang rusak berat akan diganti dengan dana sebesar 60 juta, dan yang rusak sedang akan mendapat Rp30 juta, dan ringan akan diberikan Rp15 juta,” ujarnya.
Menurutnya, untuk menentukan tingkat kerusakan, petunjuk teknis telah disiapkan.
“Kami melihat banyak rumah rusak dari yang ringan hingga berat di sepanjang jalan,” katanya.
Namun, sebelum tahap rehabilitasi dimulai, dalam masa tanggap darurat, pemerintah akan terus memberikan bantuan seperti makanan siap saji, matras terpal, tenda berbagai ukuran, dan minuman.
Letjen TNI Suharyanto juga menyatakan bahwa dalam perjalanan menuju posko pengungsian, masih ada warga yang menggunakan tenda sederhana.
“Tenda yang mereka gunakan kurang nyaman, oleh karena itu kami akan menggantinya dengan tenda yang lebih baik,” tambahnya.
Selain itu, pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur, akan segera mengirimkan tim psikologis untuk membantu masyarakat dalam proses penyembuhan trauma.
“Untuk pendampingan psikologis bagi masyarakat terdampak, tim pendampingan termasuk dari TNI-Polri akan tiba malam ini, serta akan menyelenggarakan sesi trauma healing,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaan, namun tidak perlu panik berlebihan.
“Meskipun gempa terjadi sebanyak 229 kali pada hari ini di titik yang sama, tapi menurut penjelasan dari bupati Bawean, banyak yang khawatir akan terjadi tsunami, padahal BMKG telah menyampaikan bahwa tidak ada potensi tsunami. Meskipun gempa cukup besar dengan magnitudo 6,5,” tandasnya.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh berita palsu yang tersebar, seperti kejadian sebelumnya di mana video gempa di Cianjur disalahartikan sebagai gempa di Bawean,” tambahnya. DMS/AC