Baturaja – Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mengingatkan warga di daerah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan yang menggunakan file APK PPS Pemilu 2024.
“Seiring mendekatnya pesta demokrasi, modus penipuan dengan menggunakan file APK PPS Pemilu 2024 kini sedang menjadi tren dan perlu diwaspadai,” kata Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni melalui Kasi Humas Iptu Ibnu Holdon di Baturaja, Jumat.
Ibnu menjelaskan bahwa file aplikasi ini umumnya masuk melalui telepon pintar dan berisi malware yang dapat mengakses data pribadi serta mengakibatkan pengurasan saldo rekening digital milik masyarakat.
“Modus penipuan ini seringkali dilakukan melalui pesan WhatsApp yang dikirim dari nomor yang tidak dikenal. Pesan tersebut berisikan tautan untuk mengunduh file APK PPS Pemilu 2024,” ungkapnya.
Apabila korban mengklik tautan tersebut, lanjut dia, korban akan diarahkan untuk mengunduh file .APK yang dapat digunakan untuk mengakses dan menguras saldo rekening digital korban.
“File .APK ini berperan sebagai malware yang mampu mengambil data pribadi seperti nomor telepon, alamat email, dan informasi perbankan. Bahkan, dapat menyebabkan pengurasan saldo rekening digital korban yang tersimpan di telepon pintar,” tambahnya.
Untuk menghindari risiko penipuan ini, masyarakat diimbau agar tidak mengunduh file .APK dari nomor yang tidak dikenal dan selalu berhati-hati terhadap pesan yang mengandung tautan.
“Jika menerima pesan dengan tautan, disarankan untuk membukanya menggunakan browser yang aman seperti Google Chrome atau Mozilla Firefox,” kata Ibnu.
Dengan melibatkan seluruh polsek di wilayahnya, pihak kepolisian terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menjadi korban penipuan yang menggunakan aplikasi ini, terutama menjelang Pemilu 2024.
“Anggota kami di lapangan terus mengingatkan masyarakat agar tidak mengklik atau memberikan akses terkait kiriman dalam bentuk APK dari sumber yang tak dikenal melalui pesan WhatsApp, karena bisa saja itu merupakan modus penipuan,” tambah Holdon. DMS/Ac