Jakarta (DMS) – Perputaran uang selama libur Lebaran 2025 diprediksi hanya mencapai Rp137 triliun, turun dari Rp157,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, menyebut penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah pemudik serta pelemahan daya beli masyarakat.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi, Pusat Statistik Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta akademisi, jumlah pemudik pada 2025 diperkirakan mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini turun 24 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
Sarman menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pemudik dan perputaran uang Lebaran tahun ini:
Jarak Libur yang Berdekatan – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang berdekatan dengan Idulfitri membuat masyarakat yang sudah berlibur saat Nataru cenderung tidak pulang kampung lagi saat Lebaran.
Kondisi Ekonomi Banyak masyarakat yang menghemat pengeluaran untuk persiapan tahun ajaran baru dalam beberapa bulan ke depan.
Maraknya PHK Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di berbagai sektor turut berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
Penurunan Daya Beli Masyarakat lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang di tengah ketidakpastian ekonomi.
Faktor Cuaca Kondisi cuaca yang tidak menentu juga mempengaruhi niat masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik.
Meski Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri, Sarman memperkirakan jumlah tersebut tidak akan terserap sepenuhnya.
Sekitar 60 persen perputaran uang diprediksi akan beredar di Pulau Jawa, terutama di daerah tujuan utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek. isanya, 40 persen, akan tersebar di Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.
Meskipun terjadi penurunan, berbagai sektor usaha tetap diperkirakan akan merasakan dampak positif dari perputaran uang Lebaran. Industri makanan dan minuman, fesyen, ritel, pedagang sembako, serta sektor pariwisata masih akan mendapat keuntungan dari peningkatan konsumsi masyarakat selama periode libur.
Sarman juga menyoroti sektor transportasi, baik darat, laut, maupun udara, yang akan tetap mendapatkan keuntungan dari tingginya mobilitas masyarakat selama musim mudik.
Pemerintah berupaya mendorong konsumsi rumah tangga dengan berbagai stimulus, seperti penyaluran bansos, diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, diskon belanja, diskon paket pariwisata Lebaran, stabilisasi harga pangan, serta pencairan THR bagi ASN dan pekerja swasta.
Dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga selama libur Idulfitri, diharapkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 dapat mencapai lebih dari 5 persen.
Sarman menekankan bahwa perputaran uang di daerah tujuan mudik akan menggairahkan ekonomi lokal. Ia mendorong pelaku usaha di daerah untuk memberikan layanan terbaik kepada pemudik, sehingga mereka lebih terdorong untuk berbelanja, menikmati kuliner khas daerah, serta membeli produk lokal sebagai oleh-oleh.DMS/CC