Jakarta (DMS) – Pengamat membeberkan sejumlah peluang keuntungan yang didapat Indonesia di balik proteksionisme Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Research Associate Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Sahara membenarkan Indonesia tak terhindarkan dari kebijakan tarif impor tinggi dari AS. Namun, ada potensi tambahan ekspor ke negara selain Amerika.
CORE mencoba menghitung dampak kebijakan ‘America First’ yang dijalankan Trump. Catatannya, AS menerapkan tarif impor 60 persen kepada China dan 10 persen untuk semua negara mitra dagang lainnya.
“Hasilnya bagi Indonesia sebenarnya bagus juga, sih, ada kesempatan untuk meningkatkan ekspor. Ekspor itu akan naik 0,0427 persen,” ungkapnya dalam Outlook Ekonomi Sektoral 2025 di Kantor CORE Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (21/1).
Di lain sisi, berkah lain yang akan didapat Indonesia adalah peningkatan produk domestik bruto (PDB) yang diperkirakan sebesar 0,0020 persen. Sahara mengamini volume ekspor Indonesia ke AS tetap akan terdampak kebijakan tarif tinggi Trump.
“Mayoritas ekspor kita memang karena Amerika mengenakan tarif 10 persen itu akan turun, terutama leather product. Ini sepatu dan kulit, lalu kemudian produk tekstil. (Di sisi lain) ada opportunity ekspor Indonesia, terutama ke China, akan meningkat,” sambungnya.
Indonesia juga diklaim berpeluang mendapatkan tambahan investasi imbas kebijakan proteksionisme Trump. Namun, pemerintah harus berbenah di sana-sini.
Sahara lantas membandingkan Indonesia dengan Vietnam. Menurutnya, negara tetangga itu menjadi pihak yang ketiban durian runtuh dari relokasi industri imbas ketegangan perang dagang AS-China.
“Investasi naik di Vietnam, mungkin nanti banyak juga perusahaan-perusahaan kalau jadi pindah, Vietnam menjadi salah satu tujuan utama,” ucapnya.
“Karena di Vietnam itu yang jelas kemudahan untuk berusaha. Lalu, produktivitas tenaga kerja jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Orang Vietnam itu ulet,” tandas Sahara.DMS/CC