Jakarta (DMS) – Nilai tukar rupiah dibuka melemah di level Rp16.359 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Kamis (20/2) pagi. Mata uang Garuda turun 34 poin atau 0,21 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya justru menguat. Won Korea Selatan naik 0,07 persen, dolar Singapura tumbuh 0,10 persen, ringgit Malaysia dan baht Thailand sama-sama menguat 0,12 persen, peso Filipina naik 0,14 persen, dan yen Jepang melesat 0,61 persen.
Sebaliknya, beberapa mata uang Asia juga mengalami pelemahan, seperti dolar Hong Kong yang turun 0,02 persen, yuan China melemah 0,04 persen, dan rupee India terdepresiasi 0,10 persen.
Di sisi lain, mata uang utama negara maju cenderung menguat. Poundsterling Inggris naik tipis 0,01 persen, euro menguat 0,06 persen, franc Swiss bertambah 0,13 persen, sementara dolar Australia turun 0,11 persen dan dolar Kanada melemah 0,03 persen.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan rupiah masih berpotensi melemah akibat penguatan dolar AS. Hal ini dipicu oleh pernyataan hawkish Gubernur The Fed, Jerome Powell, dalam risalah pertemuan FOMC.
“Namun, pelemahan rupiah diperkirakan akan terbatas. Investor masih menantikan data neraca transaksi berjalan kuartal IV 2024 Indonesia yang akan dirilis siang ini,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.300 hingga Rp16.400 per dolar AS sepanjang hari ini.DMS/CC