Ambon, Maluku (DMS) – Transaksi jual beli emas di Kota Ambon pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mengalami penurunan signifikan, meskipun harga emas terbilang stabil.
Pantaun di sepanjang Jalan Sam Ratulangi menunjukkan bahwa aktivitas jual beli emas berlangsung normal, namun jauh lebih sepi dibandingkan dengan periode menjelang Natal tahun lalu.
Ketidakstabilan harga emas turut memengaruhi volume transaksi. Di Ambon, harga emas untuk satu gram berkisar antara Rp1,4 juta, namun permintaan dari konsumen relatif menurun.
Yamin, salah satu penjual emas, mengungkapkan bahwa transaksi sejak Januari hingga awal Februari sangat sepi. Ia menyebutkan bahwa banyak konsumen telah melakukan pembelian emas jelang Nataru, dan saat ini hanya ada satu atau dua orang per hari yang datang untuk membeli atau memperbaiki emas mereka yang rusak.
Harga emas yang dijual di Ambon mengikuti harga pasar Surabaya dan Jakarta, sementara harga pembelian emas dari masyarakat bervariasi tergantung pada kadar emas. Biasanya untuk penjulan di emparan harganya berbeda dengan yang ada di toko yakni Rp1.2 juta per gram.
Menurut Yamin, biasanya gairah transaksi akan kembali meningkat menjelang bulan suci Ramadhan, saat banyak warga yang membeli atau menjual emas.
Penjual lain, Tiara Kolowa, mengungkapkan bahwa harga emas mengalami kenaikan. Saat ini, harga jual emas mencapai Rp1.4 juta per gram, meningkat dari harga sebelumnya. Kenaikan harga ini kemungkinan dipengaruhi oleh gejolak ekonomi global yang sedang terjadi.
Namun, meskipun ada kenaikan harga, minat pembeli tetap rendah. Tiara mencatat, transaksi pembelian emas oleh masyarakat sangat sepi, jika dibandingkan dengan bulan Desember tahun lalu.
Beberapa pedagang emas lainnya juga mengonfirmasi bahwa penjualan emas pada Desember lalu relatif lebih ramai, sementara saat ini kondisi pasar cenderung sepi. Selain itu, perputaran uang yang relatif lambat di Kota Ambon turut memengaruhi rendahnya minat beli.DMS