Berita Ambon – Ratusan warga Negeri Tawiri Kecamatan Teluk Ambon gelar aksi protes dan menutup akses jalan dari dan ke arah bandara Pattimura Ambon pada Rabu, (24/11). Aksi ini terkait persoalan sengketa lahan antara Negeri Tawiri dan TNI AU Lanud Pattimura.
Penutupan jalan yang dilakukan ratusan warga Tawiri, mengakibatkan arus lalulintas menuju bandara Pattimura dan sebaliknya terhenti. Warga yang akan melintas ke bandara untuk keberangkatan harus turun dan berjalan kaki menyambung kendaraan lain.
Kepolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Leo Simatupang, melakukan mediasi dan meminta warga agar kembali membuka akses jalan, karena hal tersebut menyalahi aturan dan ketentuan.
Himbauan Kapolresta tersebut, tidak diindahkan oleh warga, mereka bersikeras tetap melakukan pemblokiran jalan karena merasa kecewa atas hak-hak tanah mereka selaku warga negeri Tawiri diklaim sepihak oleh TNI AU sebagai pemilik.
Beberapa warga secara tegas mengatakan aksi blokade jalan menuju Bandara Patimura oleh warga sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Negeri Tawiri karena mereka menilai pihak TNI AU tidak menghargai proses uji terkait dengan status tanah yang kini diklaim sebagai milik TNI AU berdasarkan sertifikat hak milik nomor 06 tahun 2010.
Warga Tawiri meminta pemerintah dalam hal ini Walikota Ambon memperhatikan dan mendengar aspirasi yang mereka sampaikan guna membantu dalam menyelesaikan sengketa yang sampai saat ini belum ada titik temu.
Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler yang baru tiba dari Jakarta sempat terjebak dalam antrean kemacetan akibat blokade jalan.
Walikota kemudian turun dan berdialog dengan warga dan meminta agar segera membuka akses jalan dan berjanji untuk menerima perwakilan warga dalam pertemuan bersama di Balai kota Ambon.
Warga akhirnya dengan penuh kesadaran membuka akses jalan yang sebelumnya ditutup, setelah ada kesepakatan bersama dengan walikota Ambon untuk bertemu dan mencari solusi penyelesaian permasalahan secara bersama dengan pihak-pihak terkait.DMS